Proses Pengangkatan khalifah umar bin khattab

Irhanhisyam.com – Hallo semua apa kabarnya moga baik – baik saja kali ini saya akan men – share kepada kalian semua tentang proses pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab Pada tahun 634 M, ketika pasukan muslim sedang bergerak menaklukan Syam, Abu Bakar jatuh sakit. 

Ketika itulah, Abu bakar berfikir untuk menunjuk satu orang penggantinya. Pilihannya jatuh kepada Umar bin Khatab. Pandanganya yang jauh membuat Abu Bakar yakin bahwa Umarlah pemimpin yang tepat untuk menggantikannya. Namun demikian, sebelum menentukan orang yang akan menjadi pengganti nya,


     Abu Bakar meminta penilaian dari para sahabat besar mengenai Umar. Ia bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Asid bin Hudhair al anshari, said bin Zaid, dan para sahabat lain dari kalangan Miihajirin dan Anshar, Pada umumnya , para sahabat itu memuji dan menyanjung Umar.

Setelah semua sepakat mengenai Umar, Khalifah abu Bakar lantas memanggil Usman. Kepada Usman, Abu Bakar mendikte sebuah teks perintah yang menunjuk Umar sebagai pengggantinya, sebagai berikut :

“Bismilllahirrahmanirrahiim”. Ini adalah pernyataan Abu Bakar,
khalifah penerus kepemimpinan Muhammad Rasulullah Saw., saat mengakhiri
kehidupannya di dunia dan saat memulai kehidupannya di akherat. Dalam
keadaan dipercayai oleh orang kafir dan ditakuti oleh orang durhaka,
sesungguhnya aku menganggkat Umar bin Khatab sebagai pemimpin
kalian. Bahwasanya ia adalah orang baik dan adil, sejauh pengetahuan dan
pemnilaian diriku tentangnya. Bilamana dia kemuaidan seorang pendurhaka
dan zalim, sungguh aku tidak pernah tahu akan hal yang bersifat gaib.
Sungguh aku bermaksud baik dan segala sesuatu bergantung pada apa yang
dilakukan . Dan orang yang zalim kelak akan mengetahui tempat mereka kembali ”.


      Maka demikianlah, kaum muslimin pada tahun 634 M (13 H) membaiat Umar sebagai khalifah. Setelah dibaiat, Umar naik ke mimbar dan berpidato : Kalau bukan karena harapanku untuk menjadi yang terbaik di antara kamu, yang terkuat atas kamu, dan yang paling sadar akan apa yang


“Wahai manusia, aku telah ditetapkan berkuasa atas kamu. Namun penting
dalam menangani urusanmu, aku tidak akan menerima amanat darimu.
Cukuplah suka dan duka bagi Umar menunggu perhitungan untuk memberikan
pertanggung jawaban mengenai zakatmu, bagaimana aku menariknya darimu
dan bagaimana akau menyalurkannya dan caraku memerintah kamu, bagaimana
aku harus memerintah. Hanya Tuhanku yang menjadi penolongku, karena Umar tidak akan dapat menyandarkan pada kekuasaan ataupun strategi yang cerdas, kecuali jika Tuhan mempercepat rahmat, pertolongan dan dukungan kepada orang yang didukungnya”.

Leave a Comment