Metode pembelajaran PAUD adalah pendekatan yang dirancang khusus untuk mendukung perkembangan anak usia dini. Bayangkan seperti membimbing anak untuk menemukan dunia baru dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan usia mereka, tanpa memaksakan proses belajar yang kaku dan membosankan.
Dengan memahami metode pembelajaran yang tepat, para pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang kaya dan memadai. Fokusnya adalah membantu anak-anak tumbuh secara optimal, baik dari segi kognitif, sosial, maupun emosional, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013.
Setiap metode memiliki pendekatan unik, mulai dari pembelajaran berbasis bermain hingga eksplorasi langsung. Dengan demikian, pendidik dapat menyesuaikan cara mengajar dengan kebutuhan masing-masing anak.
Model ini tidak hanya fleksibel, tetapi juga memastikan bahwa proses belajar tetap relevan dan menarik bagi anak-anak usia dini.
Baca juga: 10 Contoh Metode Pembelajaran Terbaik untuk Kelas
Metode pembelajaran Paud Menurut Para Ahli
Metode pembelajaran di PAUD telah banyak dibahas oleh para ahli Indonesia. Setiap tokoh memberikan pendekatan yang unik untuk mendukung perkembangan anak usia dini, khususnya dalam konteks pendidikan di Indonesia. Berikut adalah tiga tokoh dan metode pembelajaran yang mereka tawarkan:
-
Ki Hadjar Dewantara (1922)
Metode pembelajaran Ki Hadjar Dewantara berfokus pada pendekatan among (pengasuhan) dengan prinsip “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Anak diajarkan dengan memberikan teladan, motivasi, dan dorongan, sehingga proses belajar menjadi alami dan menyenangkan. -
Dra. Yuliani Nurani Sujiono (2005)
Yuliani menekankan pendekatan pembelajaran berbasis bermain. Menurutnya, bermain adalah cara terbaik bagi anak untuk belajar. Melalui permainan, anak dapat mengembangkan kemampuan motorik, kognitif, sosial, dan emosional secara seimbang. -
Dr. Soedijarto (1996)
Soedijarto menekankan pendidikan yang terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari. Metodenya menekankan pentingnya pengalaman langsung dan eksplorasi lingkungan sekitar, sehingga anak-anak belajar melalui aktivitas yang relevan dan kontekstual.
Metode-metode ini memberikan panduan penting bagi para pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan anak usia dini.
Metode Pembelajaran Paud Kurikulum 2013
Sumber: Canva |
1. Metode Bermain Sambil Belajar
Metode ini menempatkan aktivitas bermain sebagai inti dari proses pembelajaran. Anak belajar mengenal konsep-konsep dasar, seperti angka, huruf, warna, dan bentuk, melalui permainan.
Contoh: Anak diajak bermain puzzle untuk mengenal bentuk geometris atau bermain balok susun untuk memahami konsep keseimbangan.
2. Metode Eksplorasi
Melalui metode ini, anak diberi kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. Anak diajak mengamati, mencoba, dan bertanya tentang apa yang mereka temukan.
Contoh: Anak-anak diajak ke taman sekolah untuk mengamati tumbuhan, mempelajari jenis-jenis daun, dan menggambar pohon yang mereka lihat.
3. Metode Bernyanyi
Pembelajaran menggunakan lagu dan nyanyian membantu anak mengembangkan keterampilan bahasa, memori, dan emosi. Lagu-lagu edukatif digunakan untuk mengenalkan kosakata baru dan nilai-nilai moral.
Contoh: Guru mengajarkan lagu “Naik Delman” untuk mengenalkan transportasi tradisional atau lagu alfabet untuk membantu mengenal huruf.
4. Metode Bercerita
Bercerita membantu anak mengembangkan imajinasi dan kemampuan berbahasa. Cerita yang disampaikan dapat berupa dongeng, fabel, atau kisah inspiratif.
Contoh: Guru membacakan cerita “Kancil dan Buaya” sambil menggunakan boneka tangan, sehingga anak lebih tertarik dan terlibat dalam pembelajaran.
5. Metode Proyek
Anak diajak untuk bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah proyek sederhana yang melibatkan berbagai aktivitas belajar.
Contoh: Membuat karya seni kolase dari daun kering yang dikumpulkan anak-anak saat bermain di taman.
6. Metode Demonstrasi
Guru menunjukkan cara melakukan sesuatu secara langsung agar anak dapat menirunya dengan jelas. Metode ini cocok untuk kegiatan yang membutuhkan keterampilan praktis.
Contoh: Guru memperagakan cara mencuci tangan dengan benar sebelum makan, lalu meminta anak-anak mengikuti langkah-langkah tersebut.
7. Metode Tanya Jawab
Metode ini bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis anak dengan memberikan pertanyaan sederhana yang memancing rasa ingin tahu mereka.
Contoh: Guru bertanya, “Mengapa bunga butuh air untuk hidup?” Anak-anak diajak memberikan jawaban berdasarkan pemahaman mereka.
8. Metode Role-Playing (Bermain Peran)
Melalui metode ini, anak-anak memerankan karakter atau profesi tertentu untuk mengembangkan kemampuan sosial dan kreativitas mereka.
Contoh: Anak-anak bermain peran sebagai dokter, pasien, dan perawat di “rumah sakit mini” yang dibuat dari kardus di kelas.
9. Metode Observasi
Anak dilatih untuk mengamati dan mengenali lingkungan sekitar, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun sentuhan. Hal ini mengembangkan keterampilan analisis mereka.
Contoh: Anak diajak mengamati gerak awan di langit dan menggambar cuaca yang mereka lihat, seperti cerah atau berawan.
10. Metode Sentra (Pembelajaran Terpusat)
Dalam metode ini, pembelajaran dibagi menjadi beberapa sentra atau area aktivitas, seperti sentra seni, sentra bermain peran, atau sentra membaca. Anak berpindah dari satu sentra ke sentra lain untuk merasakan berbagai pengalaman belajar.
Contoh: Anak memulai di sentra seni dengan melukis menggunakan cat air, kemudian berpindah ke sentra membaca untuk mendengarkan cerita dari guru.
SEO Content Writer dengan pengalaman 4+ tahun dan Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha. Content Writer di bidang teknologi, beasiswa, dan pendidikan. Saat ini menekuni SEO Specialist, aktif sebagai full-time blogger, dan menciptakan konten inspiratif berkualitas.