5 Implementasi Zero Trust Security di Infrastruktur Cloud

Di era perkembangan teknologi yang pesat dan ancaman siber yang semakin kompleks, pendekatan Zero Trust Security semakin populer diterapkan sebagai strategi keamanan yang inovatif, termasuk pada penggunaan infrastruktur cloud hosting.

Pendekatan ini dirancang untuk memperkuat keamanan dengan menghilangkan asumsi kepercayaan yang dapat menjadi celah bagi serangan.

Langkah awal dalam penerapan Zero Trust Security adalah dengan meninjau portofolio beban kerja yang ada, guna mengidentifikasi area di mana fleksibilitas dan perlindungan zero trust dapat memberikan dampak positif.

Penyesuaian ini bertujuan untuk menghasilkan perbaikan signifikan pada tingkat keamanan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Lalu, bagaimana cara implementasi Zero Trust Security? Sebelum masuk ke pembahasan tersebut, mari kenali terlebih dulu apa itu Zero Trust Security.

Mengenal Apa Itu Zero Trust Security?

Zero Trust Security merupakan pendekatan keamanan yang berpegang pada prinsip “tidak pernah percaya, selalu verifikasi.”

Berbeda dari metode tradisional yang cenderung mempercayai perangkat dan pengguna dalam jaringan internal, model ini tidak memberikan kepercayaan otomatis, baik pada entitas internal maupun eksternal.

Setiap permintaan akses harus melalui proses verifikasi yang ketat sebelum izin diberikan. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa ancaman dapat berasal dari mana saja, baik dari dalam maupun luar organisasi.

Validasi akses dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan perlindungan maksimal terhadap potensi risiko keamanan.

Implementasi Zero Trust Security

Melalui sistem ini, perusahaan dapat mengelola pencegahan cyber attack dengan lebih efektif sekaligus menjaga fleksibilitas operasional di lingkungan cloud yang terus berkembang.

Berikut beberapa contoh implementasi Zero Trust Security yang bisa diterapkan pada infrastruktur cloud:

1. Identifikasi Aset Digital dan Data Sensitif

Langkah awal dalam penerapan Zero Trust adalah melakukan identifikasi menyeluruh terhadap aset digital dan data sensitif yang perlu dijaga keamanannya.

Langkah ini mencakup perangkat keras, perangkat lunak, serta data pelanggan dan aplikasi yang digunakan oleh organisasi.

2. Otentikasi Multi-Faktor (MFA)

Salah satu komponen krusial dalam model Zero Trust adalah otentikasi multi-faktor (MFA). Sistem ini mengharuskan pengguna untuk menyediakan dua atau lebih bukti identitas sebelum diberikan akses ke sistem atau data sensitif.

Penggunaan MFA secara signifikan meningkatkan keamanan dibandingkan hanya mengandalkan kata sandi saja.

3. Micro-Segmentation

Zero Trust juga mengandalkan penerapan micro-segmentation, yaitu pemecahan jaringan menjadi segmen-segmen kecil yang terisolasi, masing-masing dengan aturan keamanan yang spesifik.

Pendekatan ini mengurangi dampak dari potensi pelanggaran, karena setiap segmen dilindungi dengan kebijakan akses yang terpisah dan lebih terkontrol.

4. Pemantauan dan Enkripsi Data

Setelah penerapan Zero Trust, perusahaan harus melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap semua aktivitas yang terjadi di jaringan.

Menggunakan alat pemantauan yang canggih, organisasi dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan, seperti percakapan berulang atau pola yang tidak biasa yang mungkin menunjukkan pelanggaran keamanan.

Selain itu, enkripsi data adalah elemen yang tak terpisahkan dari strategi Zero Trust.

Data yang ditransmisikan atau disimpan harus dienkripsi dengan standar yang sangat kuat untuk mencegah penyadapan atau pencurian informasi sensitif.

Enkripsi end-to-end ditujukan sebagai perlindungan data, baik saat transit maupun penyimpanan.

5. Evaluasi dan Penyesuaian Rutin

Keamanan cyber akan selalu berkembang, begitu juga dengan ancaman yang terus berubah.

Oleh karena itu, perusahaan perlu secara rutin mengevaluasi dan menyesuaikan kebijakan Zero Trust untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut tetap relevan dan efektif dalam menghadapi ancaman baru.

Penyesuaian ini sangat penting untuk memperbaiki kelemahan yang mungkin ada dalam sistem atau menanggapi jenis cyber attack yang lebih canggih.

Kesimpulan

Implementasi Zero Trust Security dalam infrastruktur cloud hosting memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap ancaman siber yang terus berkembang.

Dengan prinsip “tidak pernah percaya, selalu verifikasi,” model ini mengurangi risiko serangan, baik dari dalam maupun luar organisasi.

Mulai dari identifikasi aset digital, penggunaan otentikasi multi-faktor, hingga micro-segmentation, pendekatan ini menciptakan lapisan perlindungan yang lebih terkontrol.

Pemantauan berkelanjutan dan enkripsi data juga memperkuat keamanannya. Untuk memastikan keamanan yang optimal, perusahaan dapat memanfaatkan layanan terpercaya dan berkualitas dari DomaiNesia, yang mendukung implementasi Zero Trust Security dengan infrastruktur cloud yang aman.

Selain itu, bagi yang ingin memulai perjalanan digital dengan biaya lebih efisien, DomaiNesia juga menyediakan layanan domain murah yang dapat membantu perusahaan membangun kehadiran online mereka dengan anggaran yang lebih terjangkau.